Sabtu, 16 Juli 2016
City of Dreams Hotel, Karya Terakhir Mendiang Zaha Hadid
Salah satu rancangan terakhir mendiang Hadid merupakan menara kelima berupa hotel yang menjadi bagian dari pengembangan City of Dreams di Cotai, Makau.
Karya arsitek pemenang penghargaan Pritzker itu dijadwalkan selesai pada 2018 dan terdiri dari 39 lantai.
Menara yang akan membelah cakrawala langit Makau itu dirancang memiliki desain unik dan neo futuristik yang hanya bisa didesain oleh Hadid.
Hadid yang dijuluki sebagai ratu lekukan karena karya arsitekturnya itu sangat dikenal baik di China. Beberapa karyanya memang ada di sana seperti The Jockey Club Innovation Tower di Hong Kong, Opera House di Guangzhou, dan pusat perbelanjaan Galaxy SOHO di Beijing.
City of Dreams Hotel Tower merupakan proyek milik Melco Crown Entertainment Ltd seluas 15 hektar. Dipilihnya Hadid untuk merancang proyek ini tak terlepas dari portofolionya di beberapa belahan negara.
"Manajemen kami sangat terhormat bisa menggunakan rancangan milik Hadid di menara kelima City of Dreams," kata Direktur Melco Crown Entertainment Ltd Lawrence Ho.
Proyek City of Dreams merupakan menara monolitik berbentuk persegi panjang yang ditandai sejumlah kekosongan ke dalam liang fasad skeletal. Kekosongan itu kemudian membuat menara ini membentuk angka 8.
City of Dreams Hotel Tower ini terdiri dari 780 kamar, suites dan vila langit, fasilitas ruang rapat, kasino, atrium lobi, restoran, fasilitas spa, dan kolam renang.
Sumber : Kompas.Com
*saling berbagi pengalaman dan informasi seputar bisnis properti, www.propertipowerful.com
Karena Rencana Kereta Cepat, Bandung Timur Makin Menggeliat
Empat stasiun tersebut berada di kawasan Halim (Jakarta), Karawang (Bekasi), Walini (Purwakarta), dan Tegalluar (Bandung). Fasilitas operasi berupa dipo berada di Tegalluar.
Dengan adanya pembangunan stasiun-stasiun kereta cepat tersebut diyakini akan membuat kawasan di sekitarnya menjadi lebih berkembang.
Perumahan pun mulai bermunculan di Sukamanah hingga Rancaekek, daerah yang bersebelahan dengan Tegalluar.
Salah satunya, Green Sukamanah Residence yang terletak di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya, Kabupaten Bandung. Tepatnya, berjarak 5 menit dari Stasiun Kereta Rancaekek dan 10 menit dari Pintu Tol Cileunyi.
"Kalau pembangunan perumahan itu memang sekarang difokuskan ke Bandung Timur," ujar Marketing Executive Trisna, kepada Kompas.com, di Jakarta, Sabtu (2/4/2016).
Rumah dengan luas bangunan 29 meter persegi dan luas tanah 60 meter persegi, dijual seharga Rp 219 juta.
Selama pameran properti REI Ekspo 2016, yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Senayan, 2 April-10 April 2016, PT Pusaka Mas Persada sebagai pengembang Green Sukamanah Residence menawarkan promo uang muka nol persen.
Selain itu, calon konsumen bisa mendapatkan diskon cicilan dan diskon biaya KPR sampai Rp 5 juta.
Biaya pemesanan atau booking fee adalah sebesar Rp 1,5 juta. Prediksi angsurannya sendiri adalah Rp 2,7 dalam 10 tahun, Rp 2,2 juta dalam 15 tahun, Rp 1,9 juta dalam 20 tahun, dan Rp 1,8 juta dalam 25 tahun.
Setelah dikenakan diskon Rp 5 juta, maka dalam 2-3 bulan, konsumen tidak perlu membayar cicilan.
Green Sukamanah Residence dibangun di atas lahan seluas 12 hektar, dengan 712 unit. Selain rumah tipe 29/60, perumahan ini juga memangun tipe 31/72, 45/90, dan tipe 54/105.
Sumber : Kompas.Com
*saling berbagi pengalaman dan informasi seputar bisnis properti, www.propertipowerful.com
Ketua Apersi: Sebaiknya, DP Rumah Dihapus Saja
Mereka yang belum memiliki rumah biasanya terindikasi tidak memiliki tabungan atau savings yang cukup, jadi bila Bank Indonesia (BI) merencanakan menaikkan loan to value (LTV) menjadi 80-85 persen akan sangat membantu.
Kendati demikian, di tengah situasi ekonomi yang sulit seperti sekarang ini langkah BI tersebut seharusnya lebih dari sekadar menaikkan LTV atau dengan kata lain menurunkan DP.
Menghapus DP dinilai sebagai kebijakan yang lebih tepat dan efektif untuk membantu calon pembeli rumah pertama, sekaligus menggairahkan kembali bisnis dan industri properti Tanah Air.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo mengutarakan hal tersebut kepada Kompas.com, Jumat (15/7/2016).
Dia membenarkan selama ini ketentuan DP pada awal transaksi rumah sangat menyulitkan konsumen. Terlebih dalam kondisi sekarang saat ekonomi melambat dan daya beli turun.
"Karena itu, sebaiknya DP rumah dihapus saja. Dan risiko kredit diserahkan sepenuhnya kepada perbankan penyalur kredit pemilikan rumah (KPR)," ujar Eddy kepada Kompas.com, Jumat (15/7/2016).
Hal senada dikatakan Direktur Utama PT Ciputra Surya Tbk Harun Hajadi. Menurut dia, lebih baik, risiko kebijakan LTV diserahkan ke perbankan penyalur KPR saja.
Merekalah yang nantinya melakukan penilaian sendiri terhadap aplikasi KPR dan rekam jejak nasabahnya.
BI tak perlu menelurkan blanket policy yang menyulitkan. Sekarang ini perbankan, terutama swasta nasional, sudah sangat hati-hati dengan menerapkan prinsip kehati-hatian yang sangat ketat.
Seperti Bank BCA yang sejatinya sudah siap dengan segala pemetaan risikonya (risk map). Terlebih, jika di daerah tertentu harga propertinya sudah naik tinggi sekali, Bank BCA punya alert sendiri.
Mereka akan secara otomatis menolak meluluskan aplikasi KPR nasabah di daerah tersebut. Mereka tidak lagi jor-joran secara buta menyalurkan KPR.
"Jika ada tanda-tanda kredit macet atau non performing loan (NPL) naik sedikit saja, mereka langsung mengerem sendiri," sebut Harun.
Jadi, kata dia, BI jangan lagi melakukan pembatasan-pembatasan yang tidak perlu. Jika batasan LTV mau diaplikasikan ke pembelian rumah kedua dan seterusnya, dinilai jauh lebih tepat karena pesan BI untuk melokalisasi spekulasi di pasar properti akan sangat efektif.
Sebaliknya, jika membatasi pembelian rumah pertama sangat sulit dimengerti, karena kenyataannya NPL rumah pertama sangat rendah jika dibandingkan dengan NPL rumah kedua, ketiga, dan seterusnya.
"Penyaluran KPR sangat tergantung pada cost of fund mereka, juga funding jangka panjang atau pendek, NPL, likuiditas, dan lain-lain," pungkas Harun.
Sumber : Kompas.Com
*saling berbagi pengalaman dan informasi seputar bisnis properti, www.propertipowerful.com
Jumat, 15 Juli 2016
Software SID V.1 Mudahkan Sistem Informasi Pemasaran Bisnis Properti
1. Database Konsumen
2. Omzet Penjualan
3. Total Piutang
4. Piutang Per Konsumen
5. Monitoring Piutang Konsumen
Simak tutorialnya -
https://youtu.be/NvCyaFwZmlY
*saling berbagi pengalaman dan informasi seputar bisnis properti, www.propertipowerful.com